Sinar mentari mulai
merasuk kedalam istana tidurku lalu terbangun merasakan silaunya. Dari pojokan
meja rias terdengar suatu getaran dan kucoba meraihnya.
Selamat pagi Nina J
kukucek mataku
berulang-ulang tak percaya bahwa ada sms
dari Adit pagi itu. Setelah hubungan kita berakhir seminggu lalu, Rasanya ini
seperti mimpi dia menyapaku kembali. Ditemani udara yang sejuk dengan kicauan burung yang
syahdu bayangannya kembali hadir menyapaku dari istana tidurku. “STOP STOP STOP ngga boleh inget-inget dia
lagi titik”, gumam ku. Tiba-tiba terbersit semua kenangan bersama dia semakin
ingin kuhapus semakin terlihat jelas bayangan wajahnya. Dengan kesadaran penuh Ku
baca ulang lagi dan lagi sms itu tetap tak percaya bahwa dia menyapaku kembali.
Tak lama berselang handphoneku berdering lagi, ada pesan masuk lagi “jangan lupa sarapan ya J”
sambil tersenyum kecut. Ku delete semua sms darinya itu. Enggan rasanya aku
untuk membalas smsnya jika kembali mengingat kejadian sore itu. Kejadian dimana
dia telah menghancurkan hatiku berkeping-keping ketika aku melihat kau
membonceng gadis hitam manis yang sedang melingkarkan tangannya ditubuhmu itu.
Sakit rasanya hati ini dengan semua pengkhianatan yang telah kau buat untukku. kasih sayangku
sirna sudah untukmu. CUKUP,, aku tak ingin mengingatmu lagi. Dengan tergesa-gesa Ku beranjak dari istanaku
untuk mandi karena baru ku ingat hari ini aku harus mengikuti pra OSPEK di
kampus siang nanti.
“Cantik banget anak
mama”. Ujar mamah sambil menyodorkan nasi goreng untuk sarapan. “Iya dong mah,
anakmu ini kan sekarang udah jadi mahasiswa”. “tambah dewasa kan mah?” sambil
tersenyum ceria aku menjawab. “Iya cantik,, eh tadi adit nitipin ini buat kamu”.
“Tadi dia kesini tapi kamunya blum
bangun, Trus dia langsung pulang lagi
deh”. “Oh. Apa mah isinya boneka sapi lagi ya?” Tanya aku. “liat sendiri aja
cantik blum mamah buka kok”. Ujar mamah sambil menyodorkan kotak merah bermotif
hati. “Tuh kan boneka sapi lagi? Kapan aku dewasanya klo dikasih boneka trus”. “lagian
ada apa nih tumben-tumbenan kita kan udah END mah”!!! Sambil menanap mataku mama hanya tersenyum
kecil. “Sudah sana berangkat nanti sampai kampus terlambat lohh” sahut mamah.
Kubawa kotak itu kedalam kamar dan ternyata didalamnya ada sepucuk surat. Ku
teliti satu demi satu kata didalamnya dan berusaha mengetahui apa maksud dari
itu semua.
“Nina
ini koleksi sapimu yang ke-30, mungkin masih jauh untuk mencapai sapi yang ke-100. Tapi aku janji, aku akan trus
mengumpulkannya hingga ke-100 dan berharap aku jadi kado sapimu yang ke-100 itu
dan bisa kau miliki selamanya dan satu-satunya hehehe”. ^_^
Aku
selalu menyayangimu :*
Your
lovely _cow
“Kamu so sweet banget
sih “moe”, padahal kan kita udah
putus”. “Masih aja inget sama janji kamu yang itu”. Selalu memberi
pernak-pernik motif sapi setiap
bulannya. “Ini koleksi ke 30 berarti udah dua tahun setengah aku ngejalanin hubungan
sama kamu”, “lama juga ya”. “Tapi…… kita kan udah putus sekarang”. Hufttt
dengan mata berkaca-kaca. “Tuh kan aku inget kamu lagi”.CUKUP,,,, Kekecewaan batinku melawan dalam hati, Dia
bukan yang terbaik buat aku. “Soo dia
hanya masa lalu dan kamu sedang mencari masa depan kamu”. Aku berbicara dalam
hati. Sekarang aku harus fokus kuliah. Bismillah
jadi wanita karir yang sukses. Amin.
“Aku berangkat ya Ma,
Assalamualaikum”. Sambil menyalami dan mencium Mama, aku beranjak dari
rumah. Dengan seabrek kenangan tentang
Adit. Dalam perjalanan pun hanya ada bayangan Adit Adit dan Adit huhhhhhhhh kapan
aku bisa move-onnya di setiap waktu ada bayangan Adit trus L
selalu terjadi pertengkaran batin antara hati dan pikiran setiap kali berurusan dengan nama Adit.
***
“Pagi Pa haji” J sapa ku kepada
bapak kostan yang slalu berjaga seperti satpam setiap harinya. “eh Nina pagi
juga, mau brangkat ngampus ya.” “Udah sarapan blum?” “Udah kok pak. Aku
brangkat ya pak, assalamuaikum.” “ya hati-hati walaikumsalam”. Begitulah
rutinitas perbincanganku setiap pagi dengan bapak kostan yang sudah 3 bulan ini
menjadi pengganti mama dan papa untukku disini.
Hari-hari kulewati
dengan rutinitas kampus yang sangat padat. Mulai dari mengerjakan tugas kuliah
yang sangat menguras waktu ditambah dengan berbagai organisasi yang aku ikuti
disini. Namun setidaknya itu bisa membantuku menjadi lebih mandiri, dewasa dan
bertanggung jawab. Sedikit demi sedikit mengubah Nina Ramadhania seorang anak
perempuan yang manja dan kekanak-kanakan menjadi wanita dewasa yang mandiri dan
mempesona. Itulah lamunanku sebelum tidur malam ini, sambil menatap deretan
boneka sapi besar pemberian Mama dan Papa di depanku. “Jadi kangen rumah” tidak
terasa sudah tiga bulan lebih aku menempati kamar kecil yang ku dandani persis
seperti istanaku dirumah. “Aku mau pulang ke rumah titik”. Rasanya
aku kangen sekali dengan orang rumah. Kangen dengan masakan mamah, kangen
dengan nasehat papah dan kangen berantem
dengan adikku Dani. Mengingat besok libur panjang setelah ujian tengah semester
aku berniat untuk pulang ke Bogor tanpa memberi tahu orang rumah terlebih
dahulu karena ingin memberi kejutan untuk mereka.
***
Dengan perjalanan
membosankan yang sangat menguras emosi dan tenaga sampailah aku di depan
gerbang rumah. “Assalamualaikum, Kakak Pulang”. Adikku keluar dari dalam dan membukakan pintu. “Walaikumsalam,
maaf mba ngga menerima sumbangan.” jawabnya sambil terkikik kikik. Dengan
tampang kesal aku mencubit perutnya “enak aja loe dee, kaka cantik begini
dibilang tukang ngemis” jawabku. HaHaHaHa dia tertawa “masih inget jalan pulang kak kirain amnesia
gag pulang-pulang” goda adikku bercanda. Hush Sembarangan , nih buat kamu sambil menyodorkan oleh-oleh untuk dia. Kemudian
aku masuk ke dalam rumah dari arah dapur ada wanita separuh bidadari yang sudah
lama aku rindukan keberadaannnya “Mamah” teriakku sambil berlari kupeluk dan
kucium dia. “Kakak” dan disambutnya pelukan dan ciumanku. “Mamah kangen banget
sama kamu kak,, kenapa sekarang jadi susah di hubungi sih.” “di telepon sibuk
truss, mamah kan khawatir kak”. “Iya mah maaf kakak ganti nomer 2 minggu lalu
soalnya gag ada sinyal di kampus klo pake kartu itu”. “Tenang mah kakak baik-baik
aja kok kaka kan bisa jaga diri”. “mah sekarang anakmu ini sudah menjadi wanita dewasa yang mandiri loh”. “Alhamdulilah klo gitu,, tapi
kamu sekarang tambah kurus ko kak,
disana ngga pernah makan yah” “makan kok mahh beneran deh”. “tapi kenapa tambah
kurusan sekarang?”. “Kuliah cape ya kak?” “ya gitu deh mah tapi ga apa-apa ini
semua kan demi masa depan menjadi wanita karir yang sukses.iya gag?” “Iya, anak
mamah emang paling juara deh”. “Mah masak apa aku laper nih?” “nih kebetulan mamah masak sop iga kesukaan
kamu feeling aja mamah lagi kangen sama kamu, Eh kamunya beneran pulang”.
Perbincangan hangat pun berlanjut hingga papa pulang dengan penuh rasa rindu
yang memuncak kami pun berbincang-bincang melepas rindu hingga larut malam.Hari
ini rasanya senang sekali bisa melepas rindu dengan keluarga. Aku terasa
didalam lautan cinta yang tidak pernah surut. Dan malam ini akhirnya aku bisa tidur di istana tidurku
lagi.
Bunyi alarm berdering
membangunkanku dan tak tahu mengapa, setelah terbangun mataku terpaut dengan
sebuah kotak merah jambu bermotif sapi tergeletak di depan meja rias. Kuraih
dan kuambil kotak itu dan isinya ternyata boneka sapi merah jambu yang sangat
lucu. Didalamnya terdapat sepucuk surat. Pikiranku langsung tertuju pada satu
nama “ADIT ” pasti dari dia. Dan kubaca surat itu.
Dear
my lovely
Maafin
aku ya 3 bulan kemarin aku ngga sempat kirimin kamu sapi lagi. Aku sibuk mii
sibuk mengurus administrasi kuliah dan sekarang aja aku masih ospek. Oh iya
selamat ya atas masuknya kamu di jurusan ilmu komunikasi UI. Aku sekarang kuliah di jurusan kedokteran
hewan UGM. Nanti bantuin aku buat bedah sapi-sapi yang lucu itu ya, hahaha :D
.Mii aku kangen bgt sama kamu. Aku mau cerita banyak sama kamu dan aku pun mau
menjelaskan satu hal sama kamu yang belum sempat aku jelasin waktu itu. Oh iya
mii kamu ganti nomer ya? Sms aku dong ke nomer ini 085710203040 aku tunggu ya..
Aku
menyayangimu…. J
Your
lovely_cow
Aku terperanjat membaca
surat itu,, dia sampai saat ini masih memanggilku mimi. Padahal itu adalah
panggilan sayangnya untukku dulu. Apakah dia masih menganggapku sebagai
kekasihnya padahal jelas-jelas 3 bulan lalu hubungan kita telah berakhir dan aku
sudah terbiasa tanpa dirinya, menghapus perlahan bayangannya dari memori
ingatan dan menyatukan kepingan-kepingan
hati yang hancur waktu itu. Dan aku berhasil melakukannya, namun kenapa
dia datang lagi sekarang membawa semua
kenangan itu. Ahh sudah lupakan hati ini
terlanjur sakit dengan perbuatanmu waktu itu hai pemuda. “Trus ngapain juga sms
dia ribetin aja. Aku bisa kan tanpa dia dan dia bisa tanpa aku”. Waktu terus
berjalan dan tak ada yang menghentikan akan bermuara kemana. Klo memang
nantinya kita jodoh pasti akan ketemu lagi kan. Begitulah kiranya gumamanku
pagi itu.
Dreeeeeeeeeeettt
dreeeeeeettt drettttttttttttt handphoneku bergetar new message setelah kubaca ternyata dari
Dimas teman sekelaskku. Dia mengabarkan bahwa mata .kuliah sejarah komunikasi akan
diundur menjadi Selasa siang, berarti
aku masih bisa tinggal dirumah hingga senin sore,, “asik deh bisa shopping dulu
nih sama mamah”. gumamku dalam hati.
“Makasih ya dim infonya
J”
kubalas sms dimas seperti. Dimas adalah cowok yang dekat denganku
akhir-akhir ini. Dia baik hati dan
pekerja keras. Dia dikenal cowo paling alim di kelas karena kepribadiannya yang
religious maklumlah dia kan lulusan pesantren. Tak tahu kenapa akhir-akhir ini
ada yang berbeda dari dimas dia sering mengucapkan selamat pagi setiap hari
kepadaku dan jika dikampus dia memberikan perhatian lebih kepadaku. Mungkin itu
hanya pikiranku yang berlebihan. Masa sih anak pesantren mau pacaran mereka
mainannya ta’aruf kali kak. Jawab mamah enteng ketika aku becerita tentang Dimas.
***
Hari demi hari kulewati
dengan semangat. Tidak terasa satu tahun aku sudah menjadi seorang mahasiswa.
Dengan berbagai macam cerita dan pengalaman dibumbui dengan kepenatan dan
kesibukan yang menyenangkan. Ketika ku mulai terasa bosan dengan segala
rutinitas tersebut. aku pulang kerumah berkeluh-kesah dan meminta nasihat dari
mamah dan papah. Atau sesekali kuhabiskan waktu bersama dimas dengan jalan
jalan menyambangi tempat rekreasi yang
ada di jakarta walau hanya untuk bercerita sepanjang hari ataupun berfoto-foto.
Dimas….. ya dia tepat seminggu yang lalu dia resmi menjadi pacar baruku. Dengan
3 bulan waktu PDKT dia berhasil mecuri hatiku dengan kebaikan dan perhatiannya
ditambah lagi dengan ilmu agama yang dia miliki, ia mengajariku arti sebuah
kesabaran dan ketulusan dan pastinya untuk selalu mengingat allah. Jika kuingat
ingat kembali bagian ketika dia menyatakan cinta kepadaku tepatnya di danau
pada waktu senja itu ada rasa geli dan lucu membayangkan wajahnya yang
bercucuran keringat saat memandangku dan butuh waktu 3 jam hanya untuk
bilang dia suka aku dan dia mau aku jadi
bidadari pendampingnya. Itu sangat membutuhkan keberanian yang sangat besar
bagi dia. Dan matanya langsung berbinar ketika aku mengangukkan kepala pertanda
iya setelah mencoba menggoda dia untuk tidak mau menjawab pertanyaannya.
Ekspresi kepolosan wajahnya masih terekam jelas di pikiranku persis sama ketika
pertama kali kita bertemu.
Sosok Dimas sekarang
sudah menjelma tidak hanya menjadi pacarku tetapi kadang-kadang bisa menjadi
orang tuaku, sahabatku, guruku bahkan saudaraku. Dimas selalu menyetel dirinya
begitu sempurna dihadapanku hingga sulit mencari nilai minus dari sosoknya.
Kemanapun aku pergi selalu aku diantarnya bak permaisuri. waktu makan, solat
dan istirahat selalu ku di ingatkan olehnya. Setiap pagi selalu ada pesan
singkat yang romantis dalam handphone setiap kali ku terbangun. dan di setiap
malam dia selalu menelponku hingga dia yakin bahwa aku akan ssegera beranjak
tidur. “Dimas beruntungnya aku mempunyai dirimu”. Orang yang menyayangiku
setara seperti orang tuaku. Hari demi hari ku lewati dengan ceria bersamamu.
semua tugas kuliah dan kepenatan rutinitas kuliah sirna ketika kita bersama,
canda tawamu itu yang mengubah hari-hari kita menjadi berpelangi dan kasih
sayangmu yang tulus membuatku menjadi wanita paling beruntung di dunia karena
memilikimu.
Tak terasa 3 bulan lagi
aku wisuda dan tepat hari ini tiga puluh bulan aku menjalani hubungan
bersama Dimas. kali ini kami berniat tidak merayakan hari jadi kami yang ke-30
hal tersebut dikarenakan masing-masing dari kami sibuk membenahi skripsi kami.
Berhubung jarak pun sedang memisahkan kami antara bogor dan bandung. Seminggu
ini dimas sedang pulang kerumahnya di bandung guna mengurus persyaratan administrasi
untuk wisuda. Dan aku sibuk dibogor membenahi skripsi yang harus direvisi lagi
dan lagi.
***
Ting tong ting tong bel
rumah berbunyi kebetulan hari ini aku sendirian dirumah karena mama sedang
mengambil raport adikku. Ketika kubuka pintu ada sosok lelaki gagah
berpenampilan rapih yang tak asing bagiku. Dengan lesung pipi yang khas
diwajahnya ia melebarkan seyum manisnya. “ADIT” sambil tersentak kulihat wajah
itu. Terperangah aku dalam senyumannya tanpa permisi dia kecup keningku,
rasanya langsung ada aroma rindu yang sangat besar merasuk dalam kalbu. “Apa
kabar?” Sapanya. Aku masih terperangah
terheran-heran dengan apa yang telah terjadi. “Hei kenapa? kok diem, kamu
tambah cantik ya sekarang?” Godanya “eh berdiri aja nih ga disuruh duduk tamunya”
sambil tesenyum simpul ia menggoda lagi. Oh iya silahkan duduk. “Nin kenapa sih
? kok melongo gitu ngeliat aku, Aku sekarang aneh ya”. “botak trus kurusan gini”.
“mmphh iyaiya” aku mengiyakan walaupun sebenarnya masih terperanjat karena ada
sosok dia yang telah lama hilang dari kehidupanku. “Oh iya kamu masih suka sapi
gag?” “Bentar ya, aku punya sapi banyak buat kamu?”. Dia ambil sapi-sapi itu
dari mobil yang diparkir di depan rumahku. Kira2 ada 30an lebih pernak-pernik
sapi yang dia beri pada saat itu. “Sisanya masih ada di rumah aku blum sempet
aku bawa mii maaf ya”. “apa?” tanyaku dengan sinis “mi? tolong jangan panggil
aku dengan sebutan itu lagi”, “itu masa
lalu dit itu udah 3 tahun yang lalu.” Adit meraih tanganku “walaupun itu udah 3
tahun yang lalu dan sampai detik ini kamu masih benci sama aku, yang jelas kamu
masih mimi aku yang dulu yang selalu aku sayangi dan belum tergantikan”. “ga usah gombal deh
dit? Klise bgttt!!!” “serius mi..” “tujuan aku kesini disamping melepas
kangen sama kamu, aku mau silaturahmi
sama papa mama, dan yang terpenting aku mau jelasin kejadian itu.” “Cewe yang
waktu itu kamu liat lagi boncengan sama aku, itu vivi temen bimbel aku waktu di
NF”. “pasti kamu nanya kenapa kita berdua mesra banget, itu kejadiannya karena
dia lagi sakit typhus dan aku mau nganter dia pulang”. “berhubung dia lagi
lemes bgt aku bilang pegangan aja vii daripada jatuh”. “kemudian saking
pusingnya dia akhirnya aku sedikit ngebut supaya mempercepat waktu.” “dan dia
peluk aku erat-erat karena takut jatuh”. Jadi kesimpulannya aku gag ada
hubungan apa-apa nin sama dia. aku cuma berusaha ngebantu orang yang lagi
sakit. “Trus kenapa baru bilang setelah kejadian itu berlalu 4 tahun”. tanyaku
tetap sinis. “Mii aku udah berusaha ngejelasin semuanya tapi kamu gag pernah mu
dengerin penjelasan aku, kamu lebih percaya sama omongan orang yang gag
bertanggung jawab dibandingkan aku pacar kamu sendiri”. “Trus kenapa gag
ngeyakinin aku supaya aku bisa yakin sama kamu.” “Karena aku sayang sama kamu
aku berusaha ngertiin semua kemauan kamu dan ketika kamu gag mau dengerin aku
apalagi maafin aku”. Aku minta saran
dari mamah dan mamah kamu bilang lebih baik kita focus sama kuliah kita
masing-masing dulu ketika sudah sukses baru kita kembali menata puing-puing masalah
masalalu itu. Dan mamah kamu bilang seandainya kita jodoh kita akan
dipertemukan kembali. Dan ternyata benar kan aku masih bisa ketemu kamu
sekarang. “Tapi sekarang kenyataannya udah berbeda dit” potongku. “Aku udah gag sendiri lagi”. “Aku
udah punya Dimas sekarang”. cowok yang menjadikan ku ratu di hatinya. “Iya nin
aku udah tau semuanya tapi sampai saat
ini aku masih mengharapkan kamu, Karena aku harap kamu bisa jadi yang pertama dan yang terakhir
buat aku”. “Aku gag bisa nin klo bukan sama kamu, sekarang aku cuma butuh waktu
buat ngeyakinin kamu”. “Kasih aku
kesempatan lagi ya nin, Semua keputusan ada di kamu”. “Aku ga akan mundur, kecuali kamu bisa yakinin aku
kamu bahagia sama cowo yang kamu pilih itu”. “Aku pulang dulu ya nin salam aja
buat mama sama papa”. “Aku disini lagi
KOAS selama 6 bulan jadi aku masih punya
banyak waktu untuk ngeyakinin kamu”.
***
Dilema sangat besar
kurasakan setelah pertemuan itu. Ada rasa bersalah yang amat besar karena
disatu sisi aku terlalu egois tidak mau mendengarkan segala penjelasan Adit
waktu itu. Mungkin tidak begini ceritanya jika aku tidak egois dan cemburu
membabi buta saat itu. Aku tidak akan berhubungan dengan Dimas sejauh ini,
menyelami jutaan kebahagiaan bersamanya. kenapa tiba-tiba dia muncul lagi???
Adit. Orang yang dulu pernah aku sayangi. Aku harus bagaimana??? Hati ini
bimbang memilih tetap bersama Dimas atau kembali pada Adit. Dan hasil dari
semuanya hanya penyesalan antara masa lalu dan masa kini. Sekarang aku hanya
bisa menunggu dan trus menunuggu tibanya
seseorang yang akan jadi masa depan yang akan dijawab oleh waktu. L