Kamis, 05 Juli 2012

cerpen perdanaku "diary my lovely cow"

Sinar mentari mulai merasuk kedalam istana tidurku lalu terbangun merasakan silaunya. Dari pojokan meja rias terdengar suatu getaran dan kucoba meraihnya.
 Selamat pagi Nina J
kukucek mataku berulang-ulang tak percaya bahwa  ada sms dari Adit pagi itu. Setelah hubungan kita berakhir seminggu lalu, Rasanya ini seperti mimpi dia menyapaku kembali. Ditemani  udara yang sejuk dengan kicauan burung yang syahdu bayangannya kembali hadir menyapaku dari istana tidurku.  “STOP STOP STOP ngga boleh inget-inget dia lagi titik”, gumam ku. Tiba-tiba terbersit semua kenangan bersama dia semakin ingin kuhapus semakin terlihat jelas bayangan wajahnya. Dengan kesadaran penuh Ku baca ulang lagi dan lagi sms itu tetap tak percaya bahwa dia menyapaku kembali. Tak lama berselang handphoneku berdering lagi, ada pesan masuk lagi  “jangan lupa sarapan ya J” sambil tersenyum kecut. Ku delete semua sms darinya itu. Enggan rasanya aku untuk membalas smsnya jika kembali mengingat kejadian sore itu. Kejadian dimana dia telah menghancurkan hatiku berkeping-keping ketika aku melihat kau membonceng gadis hitam manis yang sedang melingkarkan tangannya ditubuhmu itu. Sakit rasanya hati ini dengan semua pengkhianatan  yang telah kau buat untukku. kasih sayangku sirna sudah untukmu. CUKUP,, aku tak ingin mengingatmu lagi.  Dengan tergesa-gesa Ku beranjak dari istanaku untuk mandi karena baru ku ingat hari ini aku harus mengikuti pra OSPEK di kampus siang nanti.

“Cantik banget anak mama”. Ujar mamah sambil menyodorkan nasi goreng untuk sarapan. “Iya dong mah, anakmu ini kan sekarang udah jadi mahasiswa”. “tambah dewasa kan mah?” sambil tersenyum ceria aku menjawab. “Iya cantik,, eh tadi adit nitipin ini buat kamu”.  “Tadi dia kesini tapi kamunya blum bangun,  Trus dia langsung pulang lagi deh”. “Oh. Apa mah isinya boneka sapi lagi ya?” Tanya aku. “liat sendiri aja cantik blum mamah buka kok”. Ujar mamah sambil menyodorkan kotak merah bermotif hati. “Tuh kan boneka sapi lagi? Kapan aku dewasanya klo dikasih boneka trus”. “lagian ada apa nih tumben-tumbenan kita kan udah END mah”!!!  Sambil menanap mataku mama hanya tersenyum kecil. “Sudah sana berangkat nanti sampai kampus terlambat lohh” sahut mamah. Kubawa kotak itu kedalam kamar dan ternyata didalamnya ada sepucuk surat. Ku teliti satu demi satu kata didalamnya dan berusaha mengetahui apa maksud dari itu semua.



“Nina ini koleksi sapimu yang ke-30, mungkin masih jauh untuk mencapai sapi yang  ke-100. Tapi aku janji, aku akan trus mengumpulkannya hingga ke-100 dan berharap aku jadi kado sapimu yang ke-100 itu dan bisa kau miliki selamanya dan satu-satunya hehehe”. ^_^
Aku selalu menyayangimu :*

                                                                    Your lovely _cow





“Kamu so sweet banget sih “moe”, padahal kan kita udah putus”. “Masih aja inget sama janji kamu yang itu”. Selalu memberi pernak-pernik motif  sapi setiap bulannya. “Ini koleksi ke 30 berarti udah dua tahun setengah aku ngejalanin hubungan sama kamu”, “lama juga ya”. “Tapi…… kita kan udah putus sekarang”. Hufttt dengan mata berkaca-kaca. “Tuh kan aku inget kamu lagi”.CUKUP,,,,   Kekecewaan batinku melawan dalam hati, Dia bukan yang terbaik buat aku. “Soo dia hanya masa lalu dan kamu sedang mencari masa depan kamu”. Aku berbicara dalam hati. Sekarang aku harus  fokus kuliah. Bismillah jadi wanita karir yang sukses. Amin.

“Aku berangkat  ya  Ma, Assalamualaikum”. Sambil menyalami dan mencium Mama, aku beranjak dari rumah.  Dengan seabrek kenangan tentang Adit. Dalam perjalanan pun hanya ada bayangan Adit Adit dan Adit huhhhhhhhh kapan aku bisa move-onnya di setiap waktu ada bayangan Adit trus L selalu terjadi pertengkaran batin antara hati dan pikiran  setiap kali berurusan dengan nama Adit.
***

“Pagi Pa haji”  J sapa ku kepada bapak kostan yang slalu berjaga seperti satpam setiap harinya. “eh Nina pagi juga, mau brangkat ngampus ya.” “Udah sarapan blum?” “Udah kok pak. Aku brangkat ya pak, assalamuaikum.” “ya hati-hati walaikumsalam”. Begitulah rutinitas perbincanganku setiap pagi dengan bapak kostan yang sudah 3 bulan ini menjadi pengganti mama dan papa untukku disini.
Hari-hari kulewati dengan rutinitas kampus yang sangat padat. Mulai dari mengerjakan tugas kuliah yang sangat menguras waktu ditambah dengan berbagai organisasi yang aku ikuti disini. Namun setidaknya itu bisa membantuku menjadi lebih mandiri, dewasa dan bertanggung jawab. Sedikit demi sedikit mengubah Nina Ramadhania seorang anak perempuan yang manja dan kekanak-kanakan menjadi wanita dewasa yang mandiri dan mempesona. Itulah lamunanku sebelum tidur malam ini, sambil menatap deretan boneka sapi besar pemberian Mama dan Papa di depanku. “Jadi kangen rumah” tidak terasa sudah tiga bulan lebih aku menempati kamar kecil yang ku dandani persis seperti  istanaku dirumah.  “Aku mau pulang ke rumah titik”.   Rasanya aku kangen sekali dengan orang rumah. Kangen dengan masakan mamah, kangen dengan nasehat  papah dan kangen berantem dengan adikku Dani. Mengingat besok libur panjang setelah ujian tengah semester aku berniat untuk pulang ke Bogor tanpa memberi tahu orang rumah terlebih dahulu  karena  ingin memberi kejutan untuk mereka.

***
Dengan perjalanan membosankan yang sangat menguras emosi dan tenaga sampailah aku di depan gerbang rumah. “Assalamualaikum, Kakak Pulang”. Adikku keluar  dari dalam dan membukakan pintu. “Walaikumsalam, maaf mba ngga menerima sumbangan.” jawabnya sambil terkikik kikik. Dengan tampang kesal aku mencubit perutnya “enak aja loe dee, kaka cantik begini dibilang tukang ngemis” jawabku. HaHaHaHa dia tertawa  “masih inget jalan pulang kak kirain amnesia gag pulang-pulang” goda adikku bercanda. Hush Sembarangan , nih buat kamu  sambil menyodorkan oleh-oleh untuk dia. Kemudian aku masuk ke dalam rumah dari arah dapur ada wanita separuh bidadari yang sudah lama aku rindukan keberadaannnya “Mamah” teriakku sambil berlari kupeluk dan kucium dia. “Kakak” dan disambutnya pelukan dan ciumanku. “Mamah kangen banget sama kamu kak,, kenapa sekarang jadi susah di hubungi sih.” “di telepon sibuk truss, mamah kan khawatir kak”. “Iya mah maaf kakak ganti nomer 2 minggu lalu soalnya gag ada sinyal di kampus klo pake kartu itu”. “Tenang mah kakak baik-baik aja kok kaka kan bisa jaga diri”. “mah sekarang anakmu ini  sudah menjadi wanita dewasa yang  mandiri loh”. “Alhamdulilah klo gitu,, tapi kamu  sekarang tambah kurus ko kak, disana ngga pernah makan yah” “makan kok mahh beneran deh”. “tapi kenapa tambah kurusan sekarang?”. “Kuliah cape ya kak?” “ya gitu deh mah tapi ga apa-apa ini semua kan demi masa depan menjadi wanita karir yang sukses.iya gag?” “Iya, anak mamah emang paling juara deh”. “Mah masak apa aku laper nih?”  “nih kebetulan mamah masak sop iga kesukaan kamu feeling aja mamah lagi kangen sama kamu, Eh kamunya beneran pulang”. Perbincangan hangat pun berlanjut hingga papa pulang dengan penuh rasa rindu yang memuncak kami pun berbincang-bincang melepas rindu hingga larut malam.Hari ini rasanya senang sekali bisa melepas rindu dengan keluarga. Aku terasa didalam lautan cinta yang tidak pernah surut. Dan malam ini  akhirnya aku bisa tidur di istana tidurku lagi.
Bunyi alarm berdering membangunkanku dan tak tahu mengapa, setelah terbangun mataku terpaut dengan sebuah kotak merah jambu bermotif sapi tergeletak di depan meja rias. Kuraih dan kuambil kotak itu dan isinya ternyata boneka sapi merah jambu yang sangat lucu. Didalamnya terdapat sepucuk surat. Pikiranku langsung tertuju pada satu nama “ADIT ” pasti  dari dia.  Dan kubaca surat itu.
Dear my lovely
Maafin aku ya 3 bulan kemarin aku ngga sempat kirimin kamu sapi lagi. Aku sibuk mii sibuk mengurus administrasi kuliah dan sekarang aja aku masih ospek. Oh iya selamat ya atas masuknya kamu di jurusan ilmu komunikasi  UI. Aku sekarang kuliah di jurusan kedokteran hewan UGM. Nanti bantuin aku buat bedah sapi-sapi yang lucu itu ya, hahaha :D .Mii aku kangen bgt sama kamu. Aku mau cerita banyak sama kamu dan aku pun mau menjelaskan satu hal sama kamu yang belum sempat aku jelasin waktu itu. Oh iya mii kamu ganti nomer ya? Sms aku dong ke nomer ini 085710203040 aku tunggu ya..
Aku menyayangimu…. J
                                                                     Your lovely_cow
Aku terperanjat membaca surat itu,, dia sampai saat ini masih memanggilku mimi. Padahal itu adalah panggilan sayangnya untukku dulu. Apakah dia masih menganggapku sebagai kekasihnya padahal jelas-jelas 3 bulan lalu hubungan kita telah berakhir dan aku sudah terbiasa tanpa dirinya, menghapus perlahan bayangannya dari memori ingatan  dan menyatukan kepingan-kepingan hati yang hancur waktu itu. Dan aku berhasil melakukannya, namun kenapa dia  datang lagi sekarang membawa semua kenangan itu. Ahh sudah lupakan  hati ini terlanjur sakit dengan perbuatanmu waktu itu hai pemuda. “Trus ngapain juga sms dia ribetin aja. Aku bisa kan tanpa dia dan dia bisa tanpa aku”. Waktu terus berjalan dan tak ada yang menghentikan akan bermuara kemana. Klo memang nantinya kita jodoh pasti akan ketemu lagi kan. Begitulah kiranya gumamanku pagi itu.
Dreeeeeeeeeeettt dreeeeeeettt drettttttttttttt handphoneku bergetar  new message setelah kubaca ternyata dari Dimas teman sekelaskku. Dia mengabarkan bahwa mata .kuliah sejarah komunikasi akan  diundur menjadi Selasa siang, berarti aku masih bisa tinggal dirumah hingga senin sore,, “asik deh bisa shopping dulu nih sama mamah”. gumamku dalam hati.
“Makasih ya dim infonya J
kubalas sms dimas  seperti.  Dimas adalah cowok yang dekat denganku akhir-akhir ini. Dia  baik hati dan pekerja keras. Dia dikenal cowo paling alim di kelas karena kepribadiannya yang religious maklumlah dia kan lulusan pesantren. Tak tahu kenapa akhir-akhir ini ada yang berbeda dari dimas dia sering mengucapkan selamat pagi setiap hari kepadaku dan jika dikampus dia memberikan perhatian lebih kepadaku. Mungkin itu hanya pikiranku yang berlebihan. Masa sih anak pesantren mau pacaran mereka mainannya ta’aruf kali kak. Jawab mamah enteng ketika aku becerita tentang Dimas.

***

Hari demi hari kulewati dengan semangat. Tidak terasa satu tahun aku sudah menjadi seorang mahasiswa. Dengan berbagai macam cerita dan pengalaman dibumbui dengan kepenatan dan kesibukan yang menyenangkan. Ketika ku mulai terasa bosan dengan segala rutinitas tersebut. aku pulang kerumah berkeluh-kesah dan meminta nasihat dari mamah dan papah. Atau sesekali kuhabiskan waktu bersama dimas dengan jalan jalan menyambangi  tempat rekreasi yang ada di jakarta walau hanya untuk bercerita sepanjang hari ataupun berfoto-foto. Dimas….. ya dia tepat seminggu yang lalu dia resmi menjadi pacar baruku. Dengan 3 bulan waktu PDKT dia berhasil mecuri hatiku dengan kebaikan dan perhatiannya ditambah lagi dengan ilmu agama yang dia miliki, ia mengajariku arti sebuah kesabaran dan ketulusan dan pastinya untuk selalu mengingat allah. Jika kuingat ingat kembali bagian ketika dia menyatakan cinta kepadaku tepatnya di danau pada waktu senja itu ada rasa geli dan lucu membayangkan wajahnya yang bercucuran keringat saat memandangku dan butuh waktu 3 jam hanya untuk bilang  dia suka aku dan dia mau aku jadi bidadari pendampingnya. Itu sangat membutuhkan keberanian yang sangat besar bagi dia. Dan matanya langsung berbinar ketika aku mengangukkan kepala pertanda iya setelah mencoba menggoda dia untuk tidak mau menjawab pertanyaannya. Ekspresi kepolosan wajahnya masih terekam jelas di pikiranku persis sama ketika pertama kali kita bertemu.
Sosok Dimas sekarang sudah menjelma tidak hanya menjadi pacarku tetapi kadang-kadang bisa menjadi orang tuaku, sahabatku, guruku bahkan saudaraku. Dimas selalu menyetel dirinya begitu sempurna dihadapanku hingga sulit mencari nilai minus dari sosoknya. Kemanapun aku pergi selalu aku diantarnya bak permaisuri. waktu makan, solat dan istirahat selalu ku di ingatkan olehnya. Setiap pagi selalu ada pesan singkat yang romantis dalam handphone setiap kali ku terbangun. dan di setiap malam dia selalu menelponku hingga dia yakin bahwa aku akan ssegera beranjak tidur. “Dimas beruntungnya aku mempunyai dirimu”. Orang yang menyayangiku setara seperti orang tuaku. Hari demi hari ku lewati dengan ceria bersamamu. semua tugas kuliah dan kepenatan rutinitas kuliah sirna ketika kita bersama, canda tawamu itu yang mengubah hari-hari kita menjadi berpelangi dan kasih sayangmu yang tulus membuatku menjadi wanita paling beruntung di dunia karena memilikimu.
Tak terasa 3 bulan lagi aku wisuda  dan tepat hari ini  tiga puluh bulan aku menjalani hubungan bersama Dimas. kali ini kami berniat tidak merayakan hari jadi kami yang ke-30 hal tersebut dikarenakan masing-masing dari kami sibuk membenahi skripsi kami. Berhubung jarak pun sedang memisahkan kami antara bogor dan bandung. Seminggu ini dimas sedang pulang kerumahnya di bandung guna mengurus persyaratan administrasi untuk wisuda. Dan aku sibuk dibogor membenahi skripsi yang harus direvisi lagi dan lagi.

***
Ting tong ting tong bel rumah berbunyi kebetulan hari ini aku sendirian dirumah karena mama sedang mengambil raport adikku. Ketika kubuka pintu ada sosok lelaki gagah berpenampilan rapih yang tak asing bagiku. Dengan lesung pipi yang khas diwajahnya ia melebarkan seyum manisnya. “ADIT” sambil tersentak kulihat wajah itu. Terperangah aku dalam senyumannya tanpa permisi dia kecup keningku, rasanya langsung ada aroma rindu yang sangat besar merasuk dalam kalbu. “Apa kabar?”  Sapanya. Aku masih terperangah terheran-heran dengan apa yang telah terjadi. “Hei kenapa? kok diem, kamu tambah cantik ya sekarang?” Godanya “eh  berdiri aja nih ga disuruh duduk tamunya” sambil tesenyum simpul ia menggoda lagi. Oh iya silahkan duduk. “Nin kenapa sih ? kok melongo gitu ngeliat aku, Aku sekarang aneh ya”. “botak trus kurusan gini”. “mmphh iyaiya” aku mengiyakan walaupun sebenarnya masih terperanjat karena ada sosok dia yang telah lama hilang dari kehidupanku. “Oh iya kamu masih suka sapi gag?” “Bentar ya, aku punya sapi banyak buat kamu?”. Dia ambil sapi-sapi itu dari mobil yang diparkir di depan rumahku. Kira2 ada 30an lebih pernak-pernik sapi yang dia beri pada saat itu. “Sisanya masih ada di rumah aku blum sempet aku bawa mii maaf ya”. “apa?” tanyaku dengan sinis “mi? tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi”,  “itu masa lalu dit itu udah 3 tahun yang lalu.” Adit meraih tanganku “walaupun itu udah 3 tahun yang lalu dan sampai detik ini kamu masih benci sama aku, yang jelas kamu masih mimi aku yang dulu yang selalu aku sayangi  dan belum tergantikan”. “ga usah gombal deh dit? Klise bgttt!!!” “serius mi..” “tujuan aku kesini disamping melepas kangen  sama kamu, aku mau silaturahmi sama papa mama, dan yang terpenting aku mau jelasin kejadian itu.” “Cewe yang waktu itu kamu liat lagi boncengan sama aku, itu vivi temen bimbel aku waktu di NF”. “pasti kamu nanya kenapa kita berdua mesra banget, itu kejadiannya karena dia lagi sakit typhus dan aku mau nganter dia pulang”. “berhubung dia lagi lemes bgt aku bilang pegangan aja vii daripada jatuh”. “kemudian saking pusingnya dia akhirnya aku sedikit ngebut supaya mempercepat waktu.” “dan dia peluk aku erat-erat karena takut jatuh”. Jadi kesimpulannya aku gag ada hubungan apa-apa nin sama dia. aku cuma berusaha ngebantu orang yang lagi sakit. “Trus kenapa baru bilang setelah kejadian itu berlalu 4 tahun”. tanyaku tetap sinis. “Mii aku udah berusaha ngejelasin semuanya tapi kamu gag pernah mu dengerin penjelasan aku, kamu lebih percaya sama omongan orang yang gag bertanggung jawab dibandingkan aku pacar kamu sendiri”. “Trus kenapa gag ngeyakinin aku supaya aku bisa yakin sama kamu.” “Karena aku sayang sama kamu aku berusaha ngertiin semua kemauan kamu dan ketika kamu gag mau dengerin aku apalagi maafin aku”.  Aku minta saran dari mamah dan mamah kamu bilang lebih baik kita focus sama kuliah kita masing-masing dulu ketika sudah sukses baru kita kembali menata puing-puing masalah masalalu itu. Dan mamah kamu bilang seandainya kita jodoh kita akan dipertemukan kembali. Dan ternyata benar kan aku masih bisa ketemu kamu sekarang. “Tapi sekarang kenyataannya udah berbeda  dit” potongku. “Aku udah gag sendiri lagi”. “Aku udah punya Dimas sekarang”. cowok yang menjadikan ku ratu di hatinya. “Iya nin aku udah tau semuanya tapi sampai  saat ini aku masih mengharapkan kamu, Karena aku harap  kamu bisa jadi yang pertama dan yang terakhir buat aku”. “Aku gag bisa nin klo bukan sama kamu, sekarang aku cuma butuh waktu buat ngeyakinin kamu”.  “Kasih aku kesempatan lagi ya nin, Semua keputusan ada di kamu”. “Aku  ga akan mundur, kecuali kamu bisa yakinin aku kamu bahagia sama cowo yang kamu pilih itu”. “Aku pulang dulu ya nin salam aja buat mama sama papa”. “Aku disini  lagi KOAS selama 6 bulan  jadi aku masih punya banyak waktu untuk ngeyakinin kamu”.
***
Dilema sangat besar kurasakan setelah pertemuan itu. Ada rasa bersalah yang amat besar karena disatu sisi aku terlalu egois tidak mau mendengarkan segala penjelasan Adit waktu itu. Mungkin tidak begini ceritanya jika aku tidak egois dan cemburu membabi buta saat itu. Aku tidak akan berhubungan dengan Dimas sejauh ini, menyelami jutaan kebahagiaan bersamanya. kenapa tiba-tiba dia muncul lagi??? Adit. Orang yang dulu pernah aku sayangi. Aku harus bagaimana??? Hati ini bimbang memilih tetap bersama Dimas atau kembali pada Adit. Dan hasil dari semuanya hanya penyesalan antara masa lalu dan masa kini. Sekarang aku hanya bisa menunggu dan trus menunuggu  tibanya seseorang yang akan jadi masa depan yang akan dijawab oleh waktu. L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar